Kabar suksesi kepemimpinan pada tingkat unit kerja datang dari PUK SP TSK SPSI PT. Masterindo Kota Bandung, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment.
Dari musyawarah unit kerja PUK SP TSK SPSI PT. Masterindo beberapa waktu telah menetapkan seorang pekerja perempuan bernama Nopi Susanti yang terpilih menjadi Ketua PUK SP TSK SPSI PT. Masterindo periode 2019 – 2023.
Ditengah sorotan masih rendahnya partisipasi pekerja perempuan dalam organisasi serikat pekerja atau serikat buruh baik pada tingkat perusahaan maupun pada level federasi dan konfederasi baik pada level daerah maupun nasional, Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit – Serikat Pekerja Seluruh Indonesia(FSP TSK SPSI) 5 (lima) tahun terakhir berusaha keras untuk meningkatkan partisipasi pekerja perempuan baik dalam kepengurusan maupun dalam kegiatan-kegiatan serikat pekerja baik melalui pembentukan lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan (LP3), pelibatan pekerja perempuan dalam struktur kepengurusan strategis dalam serikat pekerja dan juga dilibatkankannya perekeja perempuan dalam perundingan PKB di perusahaan maupun dalam kegiatan-kegiatan serikat pekerja yang lebih luas lagi.
Pada isu-isu tentang kesetaraan gender merupakan isu global yang menjadi perhatian banyak stakeholders di semua belahan dunia.
Dari segi kuatitas, memang belum banyak pekerja perempuan yang memimpin organisasi serikat pekerja pada tingkat perusahaan (PUK) walaupun di perusahaan-perusahaan padat karya yang notabene-nya didominasi oleh pekerja perempuan..
Terpilihnya Nopi Susanti sebagai Ketua PUK SP TSK SPSI PT. Masterindo Kota Bandung tersebut merupakan satu dari banyak pekerja perempuan yang menjadi anggota FSP TSK SPSI yang sudah terbangun kesadarannya untuk berpartisipasi aktif baik dalam kegiatan serikat pekerja, menjadi pengurus dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan penting untuk memperjuangkan hak-hak anggota seperti aksi unjuk rasa dan perundingan-perundingan PKB pada tingkat perusahaan.
Walaupun pekerja perempuan yang terlibat dalam kegiatan dan kepengurusan serikat pekerja sudah terbilang banyak, tapi kalau dilihat dari populasi pekerja perempuan yang mendominasi sektor padat karya, jumlah yang ada saat ini pekerja perempuan yang aktif dalam kegiatan dan kepengurusan serikat pekerja dibilang masih relative sedikit.
Apalagi pekerja perempuan yang menempati posisi sebagai ketua atau pimpinan serikat pekerja baik pada tingkat perusahaan maupun pada tingkat federasi dan konfederasi jumlahnya masih sedikit dan masih bisa dihitung dengan jari.
Ketika diminta komentarnya berkaitan dengan dipilihnya sebagai Ketua PUK SP TSK SPSI PT. Masterindo, Nopi Susanti yang berpenampilan energik itu menyatakan bahwa dia mengucapkan terimakasih atas kepercayaan rekan-rekan pekerja yang menjadi anggota yang telah mempercayai dirinya menjadi Ketua Terpilih PUK SP TSK SPSI PT. Masterindo.
Nopi juga menegaskan bahwa dirinya bukanlah yang paling mampu dan paling bisa untuk memimpin serikat pekerja, tapi dia mengatakan akan berusaha sekuat tenaga dan tentunya perlu ada dukungan dan kerjasamanya dari semua jajaran pengurus dan anggota di perusahaan agar hak-hak dan kewajiban pekerja di perusahaan tempat dia bekerja bisa terlaksana dengan baik, tentunya dengan semangat keterbukaan dan kemitraan dari kedua belah pihak yaitu dari pihak pekerja dan pihak pengusaha.
“Yang jelas, sebagai serikat pekerja kami akan memastikan agar norma dan hak-hak pekerja bisa dijalankan dengan baik, tidak ada pelanggaran hak normative pekerja dan akan selalu berusaha dengan support dan dukungan semua pihak agar kondisi dan syarat-syarat kerja serta kesejahteraan pekerja di perusahaannya bisa semakin baik” tegas Nopi Susanti dengan nada serius.
Ketika ditanya cara membagi waktu mengingat posisinya sebagai pimpinan serikat pekerja di perusahaan, Nopi dengan tegas menyatakan bahwa dia akan bisa menjaha keseimbangan antara peran dia sebagai seorang ibu di rumah dan peran dia diluar saat menjalankan pekerjaan atau melaksanakan tugas-tugas organisasi.
“Saya akan berusaha untuk menjaga keseimbangan untuk menjaga peran sebagi pekerja perempuan baik pada sektor domestic di rumah tangga maupun sektor publik di pekerjaan dan organisasi. Buktinya selama ini saya happy-happy aja dan semua bisa berjalan dengan baik, setiap ada kegiatan organisasi baik pendidikan maupun demonstrasi bisa ikut dan semuanya gak ada masalah”, ucap Nopi dengan gayanya yang energik.
Menurut Nopi Susanti, pekerja perempuan itu sebenarnya tantangannya lebih berat tapi menurut dia keberadaan pekerja perempuan itu lebih kuat karena tidak sedikit pekerja perempuan yang menjadi single parent, harus mengurus anak di rumah, mencari nafkah dan ikut aktif di organisasi, dan mereka bisa menjalaninya dengan baik.